Keegoisan
orang tua dapat merubah segalanya
Karya :
Rizqi Amalia Kh
Pagi
itu ashila berangkat sekolah dengan raut muka gembira, sesampainya di sekolah dia
langsung menyapa semua teman-teman yang ia lewati.
“tidak biasanya dia beraut wajah gembira
dan menyapa kita semua” tanya ina ke temannya
“iya,aku juga merasa ada yang aneh dari
shila” jawab ana yang kebetulan temen sekelasnya,
”syukurlah dia tidak cemberut lagi,tapi aku
penasaran ada apa dengan shila?” tanya ina lagi,
ana menjawab “bagaimana kalo kita
mendengarkan obrolan mereka di kelas?pasti shila akan langsung cerita pada
keisha”,
”tidak! Kita tidak boleh begitu, mendingan
kita tanyakan sama shila langsung aja daripada kita mendengarkan obrolan mereka
yang seharusnya kita tidak boleh dengar”ina menjawab.
Shila
tidak mendengar dan tidak mempedulikan perbincangan mereka. Shila memang tidak
mempunyai musuh, tetapi banyak yang iri dengan kepandaian shila dalam ilmu
matematika. Shila terburu-buru ingin menceritakan ini kepada sahabatnya Keisha,
sesampainya di kelas shila langsung menemui keisha dan bercerita mengapa hari
ini mukanya (shila) sangat gembira. Shila bercerita panjang lebar,yang dari
awal mukanya sangat tidak enak dilihat sampai bisa ceria lagi seperti ini.
Bel
pun berbunyi tanda akan dimulai pelajaran, mereka duduk berdua seperti
biasanya. Kali ini bu ritna yang mengisi jam pertama, pelajaran matematika yang
sangat digemari oleh shila, shila sangat bersemangat untuk mengerjakan soal
yang diberikan oleh bu ritna, shila memang terkenal dengan kepintarannya dalam
bidang matematika. Tetapi bu ritna bingung dengan shila hari ini, bu ritna
berbicara dalam hati “tidak biasanya shila seperti ini, biasanya si shila
selalu cemberut, tapi syukurlah dia kembali lagi dengan muka cerianya” bu ritna
tersenyum pada shila, shila juga membalas senyuman bu ritna, dan untuk
menghilangkan rasa penasaran, akhirnya bu ritna bertanya kepada shila sambil
bercanda “shila, tumben mukamu sangat gembira pagi ini, tidak seperti hari-hari
kemarin” shila spontan menjawab dengan muka malu “hehe, iya bu, ternyata ibu
perhatian ya sama shila” spontan satu kelas tertawa dengan jawaban shila. Nilai
shila akhir-akhir ini menurun, tidak seperti biasanya, entah apa yang ada
difikiran shila. Shila pun bercerita semua kepada sabahatnya, karena ia sangat
percaya kepada keisha dalam hal membeberkan rahasianya, shila berharap tidak
ada yang tahu tenatang masalah ini kecuali keisha.
Sambil
keisha memberikan masukan kepada shila, keisha juga mendengarkan curhatan shila
layaknya keisha sebagai psikolog. Bel istirahat berbunyi dan shila langsung
bercerita kepada keisha.
Keisha menanyakan kepada shila “sebenarnya
apa yang terjadi?”
Shila menjawab : “sebenarnya ibu dan ayahku
akan bercerai” dengan raut memelas
Keisha langsung kaget dengan apa yang
diceritakan oleh shila, “hah?! Maksudnya apa? Aku belum mengerti”.
“maaf selama ini aku belum bisa cerita sama
kamu, karena beban pikiranku terlalu banyak sampai-sampai aku lupa bercerita”
jawab shila sambil meminta maaf kepada keisha, keisha memaklumi alasan shila
itu dengan muka tersenyum yang menandakan keisha memaafkan shila. Lalu shila
berbicara dengan nada bercanda “hehehe kamu memang sahabatku yang paling baik
sha, untung aku punya kamu” keisha juga menjawab “hahaha ada-ada saja kamu sil,
kamu juga sahabat terbaikku”.
Oke
kembali ke topik, shila bercerita lagi dan menjelaskan kepada keisha bahwa
orang tuanya akan bercerai, itu sebabnya akhir-akhir ini shila selalu bermuka
musam,shila juga sering mendengar ayah dan ibunya berantem.
“aku
ikut sedih mendengar cerita kamu shil, tidak terbayang kalau aku menjadi kamu
bagaimana” jawab keisha.
“awalnya memang aku tidak bisa menerima
semua ini,aku stress berat, aku tidak nafsu makan, tidak bisa berkonsentrasi
untuk belajar, sebab itu nilaiku akhir-akhir ini sangat rendah,tidak seperti
biasanya” omong shila.
“lalu bagaimana kamu bisa kembali ceria
seperti ini padahal ibu dan ayahmu akan bercerai?kamu senang ayah dan ibumu
bercerai? ” tanya keisha heran dengan shila,
shila menjawab “tidak mungkin lah aku
senang ayah dan ibuku akan bercerai, aku bisa kembali ceria karena aku berhasil
membujuk ayah dan ibuku untuk tidak bercerai dan mengancam mau ini mau itu,
ayah dan ibu akhirnya menuruti permintaanku, coba bayangin aja deh sha, kalau
misalnya ayah dan ibuku bercerai,aku harus ikut dengan siapa? mau dengan ayah?
tapi tanpa ibu apa jadinya aku? ikut dengan ibu? Apa ibu bisa bekerja seperti
ayah? Aku tidak mau ibu bekerja banting tulang hanya untuk aku, kan bekerja dan
menafkahi anaknya itu adalah kewajiban ayah, aku Cuma mau ayah dan ibu akur
kembali, membesarkanku dalam kasih sayang mereka, ibu menungguku pulang dari
sekolah, menyiapkan makanan untuk aku dan ayah, aku mau semua itu shaaa” jawab
shila sambil menangis.
Keisha
memeluk sahabatnya itu dan ikut bersedih, setelah lama keisha memeluk shila
agar dia tenang akhirnya keisha pun membuka mulutnya dan mulai bicara kepada
shila untuk memangkan shila “sudah-sudah, yang penting ibu dan ayahmu tidak jadi
bercerai kan? Kamu selalu ingat Allah aja, sampaikan apa yang terjadi pada
dirimu selama ini, kamu yang sabar ya, Allah akan membalas kesabaranmu,
percaya deh sama aku, hapus air matamu ya, aku akan selalu memberikan support untuk kamu, kamu bisa kapan saja cerita kepadaku, sering-sering cerita ya sama
aku” sambil menghapus air mata shila.
Shila membalas “iya, selama ini kalau aku
senang aku selalu lupa sama Allah, untuk kamu mengingatkannya, terimakasih ya
sha atas supportmu janji aku akan sering cerita ke kamu, aku bangga punya
sahabat yang selalu ada buat aku”, keisha hanya tersenyum. Mereka bercerita sambil tertawa, kemudian ada
laki-laki mendengar cerita mereka dibalik pintu dan dia langsung teriak-teriak
kalau ayah dan ibu shila akan bercerai, ternyata laki-laki itu bernama tom yang
sering menjaili shila, shila menangis menahan malu. Keisha tidak tega melihat
shila menangis dan keisha pun menghampiri tom yang sengaja menjailin shila
untuk bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh tom. “Maksudnya apa
membuat sahabatku menangis begitu!! Tidak cukup puas kamu sering menjaili
shila!! bagaimana kalau kamu ada di posisi dia!! Dasar Cowok songong! Bisanya
Cuma nangis dan ngadu ke mama!! Dasar anak mama!! Minta maaf sama shila apa aku
tonjok kau!” tiba-tiba kalimat itu terucap oleh keisha. keisha memang pemberani
dalam menghadapi hal apapun, apalagi orang seperti tom.
Akhirnya
guru BK datang dan mengundang tom,keisha dan shila untuk menuju ke ruang BK. Di
ruang BK tom disuruh meminta maaf kepada shila dan mereka bertiga disuruh
bersalaman tanda adanya kedamaian. Tetapi guru BK balik bertanya kepada shila
“apakah benar yang tadi diucapkan oleh tom?”, shila langsung menghentikan isak
tangisnya itu dan menjawab bu guru “iya memang benar bu, tetapi ayah dan ibu
tidak jadi bercerai karena mereka kasihan sama aku”, “jadi begitu ya, untuk
tom! Kamu harus berani meminta maaf kepada temen-teman yang sudah percaya
kata-katamu tadi!” bu guru menjawab dan menyuruh tom, tom menjawab bu guru
“baiklah bu, tom kan cowok jadi harus berani dong atas apa yang tom
lakuin,untuk shila sekali lagi minta maaf ya, dan untuk keisha awas kamu *nada
bercanda* hehehe”jawab tom. Akhirnya semua pertanyaan terjawab, entah itu
pertanyaan ina dan ana atau semuanya yang heran melihat perubahan shila. Dan
mereka bertiga (keisha,shila,tom) bermain bersama lagi.
Orang tua tidak tahu betapa tertekannya
anak jika anak mendengar orang tua berantem dan mementingkan keegoisannya
sendiri dibanding kepentingan anak.
Terimakasih, wassalamualaikum